Nama-Nama
Tempat Dalam Kitab Kejadian 29-31
1
Haran
Haran
(Ibrani “Kharan”; Yunani “Churan”). Kota Haran tempat Terah
menetap setelah meninggalkan Ur-Kasdim (Kej
11:31) dan dari sini Abraham pergi menuju Kanaan (Kej
12:1).
Yakub melarikan diri dari Esau ke Haran (Kej
27:43), dan di Haran juga Yakub berjumpa dengan Lea dan
Rahel, istrinya (Kej
29).
Haran (bahasa Asyur harranu, “jalan
utama”) terletak 32 km sebelah tenggara Urfa (Edessa) pada sungai Balikh.
Penggalian sejak tahun 1951 menunjukkan bahwa Haran mulai diduduki pada
dasawarsa abad 3 sM. Haran berada pada jalan utama dari Niniwe ke sungai Efrat
dan Alepo, dan merupakan pusat perdagangan seperti Tirus (Yeh
27:23). Menurut Kitab Kejadian 11:26-37, Haran adalah
nama pribadi anak Terrah saudara Abraham
dan Nahor , Milka dan Yista yang meninggal di Ur.[1]
Haran
juga sebuah kota perdagangan di Mesopotamia purba pada sungai Balikh. Haran
merupakan titik pusat perdagangan pada jalan-jalan Kanaan dari Babilon menuju
Siria, Mesir dan Asia kecil. Haran juga pusat pemujaan dewa Bulan yang
dilakukan orang dengan teguh, tempat tinggal nenek Abraham. Menurut salah satu
tradisi Pentateuk tempat itu menjadi titik tolak penguburan Abraham (Kej 11:31;
12:15; 24:4-8; 27:43. 2Raj 19:19:12), mengutip tentang dikalahkanya kota itu
oleh bangsa Asyur.[2]
Penggalian sejak tahun 1951 menunjukkan bahwa
Haran mulai diduduki pada dasawarsa abad 3 sM. Haran berada pada jalan utama
Niniwe ke sungai Efrat dan Allepa dan pusat perdagangan seperti Tirks (Yes
27:33). Letaknya yang strategis segera menarik perhatian Asyur, Adad-nirari I
(1310 sM) membangun benteng yg di dalamnya Tiglat-Pileser I (1115 sM) menghiasi
candi kuno (E. hul. hul) Sin, dewa bulan. Telah lama Haran menjadi ibu kota
propinsi Asyur (TARTAN). Haran memberontak dan dijarah pada tahun 763 sM.
Peristiwa ini dipakai oleh utusan Sanherib untuk menakut-nakuti Yerusalem (2
Raj 19:12 ,Yes
37:12). Kota ini kemudian dibangun kembali oleh Sargon
II, dan candi tersebut diperbaiki dan diperlengkapi dengan perabotannya oleh
Esar-Hadon (675 sM) dan oleh Asyurbanipal.
Setelah
kejatuhan Niniwe (612 sM), Haran menjadi ibukota Asyur hingga tahun 609 sM
ketika direbut oleh Babel. Karena Wangsa Kasdim tertarik pada candi-candi
Babel, maka dibangunlah kembali candi-candi Sin di Haran dan Ur. Ibu dari
Nabonidus (yang meninggal pada usia 104 tahun) dijadikan imam agung perempuan
di Haran, dan putri dari Nabonidus imam di Ur. Sisa-sisa reruntuhan yg masih ada,
terutama dari kota Roma, yg di dekatnya orang-orang Parti membunuh Crassus (53
sM), dan dari kedudukan penguasa-penguasa Islam dan Sabaean di Harran (pada
saat itu namanya disebut Carrhae). Kis
7:4 juga menyebut Haran.[3]
Dengan ayat Kej
11:27 Alkitab memulai sejarah dari satu keluarga yang dipilih
Allah untuk membawa penebusan kepada umat manusia. Kepala keluarga tersebut
adalah Abram (kemudian diubah menjadi Abraham, lih. Kej 17:5),
yang hidup sekitar tahun 2100 SM. Dalam Kis
7:2-3, Stefanus menyatakan bahwa Allah pertama kali menyatakan
diri kepada Abram di tanah Kasdim sebelum tinggal di Haran (bdk. Kej 15:7; Neh 9:7).
Panggilan Allah kepada Abram mungkin merupakan faktor pendorong yang membuat
ayahnya Terah pindah ke Haran.[4]
2. Betel
Betel (bahasa Ibrani: Rumah Tuhan)
setelah Yerusalem. Betel adalah sebuah tempat di Palestina yang paling banyak
disebutkan di dalam kitab suci. Kota Betel terletak 19 km di sebelah Timur Laut
kota Yerusalem. Barang kali Betel adalah nama tempat perziarahan bangsa Kanaan
untuk memuja dewa EL. Kota Betel terletak didekat kota Lus (Kej 29:19).
Dikemudian harinya nama Betel dipindahkan pada kota ini.
Kota betel sendiri jatuh pada tangan
suku Efraim lewat sebuah penghianatan
(Hak1:22-26). Tabut perjanjian ditaruhkan untuk sementara waktu di Betel
pada zaman para hakim-hakim (Hak 20:27;21:2) dengan demikian Betel menjadi
pusat kekudusan nasional Israel. Pada awal zaman kerajaan, Betel ternyata
menjadi sebuah tempat perziarahan yang disukai oleh masyarakat Yahudi (1Sam
10:3). Betel dijadikan tempat suci pertama di kerajaan utara setelah pecahnya
kerajaan (1Raj 12:26-33; Am7:10-13). Para nabi banyak perpolemik melawan tempat
ziarah itu (1Raj 13:1-10) dan mereka gantikan namanya dengan sebutan Bet-Awen, seorang imam Yahwe tunggal di
Betel (2Raj 17:28). Setelah kerajaan utara dikalahkan oleh bangsa Asyur. Raja Yosia
dari Yehuda menyuruh untuk menodai tempat kudus di Betel dan merusaknya
sekaligus. Sesuadah pembuangan, Betel dihuni oleh suku Benyamin.
Penggalian di daerah Betel dilakukan
oleh W.F Albright (1934) dan J.L. Keiso (1954-1957). Sekitar tahun 2.200 sM, tempat itu mulai dihuni orang. Pada
zaman tembaga akhir dapat dibuktikan adanya sebuah tembok kota megah, yang
menunjukkan adanya suatu teknik pembuatan rumah yang sudah sempurna. Sejarah
kota ini berakhir pada pertengahan abad 13 oleh sebuah kebakaran yang
mengerikan pada zaman para raja. Kekayaan kota mulai menanjak lagi sekiar tahun
550 sM. Kota Betel dihancurkan oleh Babilon. Kota Betel sudah timbul lagi pada
zaman kekuasaan Persia dan kemudian mengalami puncak perkembangan baru pada
zaman Helenisme.[5]
Betel kota yang terkenal di negri
Israel dan juga pusat kebaktian (1Raj 13:11). Bahkan kota ini di namai “Rumah Allah” sama dengan
Belt-El (Hak 1:22-23) dan Bait Ullah
(Hak 20:18,26)
penduduk kota Betel disebut Bait-Eli
(1Raj 16:34), kota inilah yang paling bayak disebut –sebut dalam
perjanjian lama, kecuali kota Yerusalem. letakknya 19 km disebelah utara
Yerusalem. Abraham dan Yakub pernah berbakti disana (Kej 12:8; 28:11-22) untuk
beberpa lama Tabut Perjanjian ditempatkan disitu (Hak20:26-27). Ketika kerajaan
terpecah Betel menjadi batas selatan bagi Israel kerjaan utara. Raja Yerobeam
meresmikan Betel sebagai pusat kebaktian (1Raj 12:26-33) dan keadaan itu terus
berlaku pada zaman nabi Amos (Am
7:10-13).[6]
3. Sungai
Efrat
Efrat dalam bahasa ibrani artinya sungai yang besar. Sungai terbesar di
Asia dengan banyak anak sungai dan saluran yang digali orang sehingga merubah
arusnya selang waktu berabad-abad. Pada
zaman biblis sungai Efrat dan Tigris
bermuara terpisah pada teluk Persia. Banyak kota (Sipar, Nipur,
Syarupak, Uruk, Larsa, Ur, Fridu dan Babilon) terletak pada tebing sungai Efrat
pada waktu itu. Di dalam alkitab sungai Efrat lebih sering disebut ”sungai”
tanpa tambahan. Di dalam kitab Kejadian 2:14 Efrat adalah
salah satu dari keempat sungai Firdaus.[7]
Sungai Efrat adalah sungai terbesar
di Asia Barat dan karena besarnya itu, umum disebut Hanabur “sungai itu” dalam perjanjian lama (mis Ul 11:24). tetapi
kadang-kadang disebut juga nama dalam bentuk Ibraninya yakni Perat (Kej 21:14; 15:18)
Sungai Efrat bersumber dari dua anak
sungai di Turki Timur, yaitu sungai Murrad-su yang haluannya dekat Danau Yan, dan sungai Kara-suyang haluannya
dekat dengan Erzrum. Sungai Efrat mengalir sepanjang 1800 km ke teluk Persia
dan bergabung hanya dengan sungai Khabur. Dikeadaan air terendah pada bulan September,
sedikit demi sedikit airnya naik selama musim dingin sampai 2,5 m lebih tinggi
menjelang bulan Mei, dan kemudian surut kembali sampai bulan September, karena
demikianlah tinggi rendahnya air sungai Efrat maka arusnya tidak sederas air
Tigris.
Diantara Alavium Babel alur sungai
Efrat telah bergeser kearah barat sejak zaman-zaman kuno, tatkala kebanyakan
dari kotanya yang penting terletak ditepi sungai Efrat atau didekatnya, tetapi
sekarang ini terdapat beberapa kilometer kesebelah timur ini tergambar dalam
hal bahwa orang Summer melukiskan nama Efrat dalam bentuk uang mencakup arti
“sungai Sippur”, tetapi puing-puing kota
Sippur itu terdapat kurang lebig 6 km disebelah timur. Bayak kota penting
termasuk kota Babel terdapat ditepi sunga Efrat di daratan sebelah selatan dan
kota Mari terdapat dibagian tengah dari alur sungai itu tidak jauh dari
pertemuan sungai Khabur. Jalur jalan dari Mesopotamia antara ke Siria utara
menyebrangi Efrat dikuasai oleh kota Karkemis.[8]
4.
Bersyeba
Bersyeba
dalam bahasa Ibrani artinya “sumber air berkelimpahan”. Kota ini sering dilalui oleh kaum Kafilah dan
dianggap sebagai batas daerah Israel. Bersyeba adalah kota penting sejak dahulu
kala, yang terletak diujung selatan laut Mati dengan laut Tengah yang palinmg selatan:
“dari Dan samapai Bersyeba” ungkapan ini mengandung arti bahwa Bersyeba
merupakan sebuah kota diatas ujung selatan Kanaan (Hak 20:1). Sekarang kota ini
disebut kota Beer Sheva, ini merupakan pusat perindustrian Israel yang penting.
[9] Sebuah kota Kanaan kuno (Kej 21:33). Sebuah tempat kebaktian di daerah
Negeb. Kota kuno itu ada hubungannya dengan Abraham (Kej 21:22-33; 22:19), dengan Ishak (Kej 26:23-33) dan Yakub (Kej 28:10; 46:1-5). Bersyeba diambil alih bangsa Israel
sebagai tempat kebaktian pula (1Sam 8:2). Amos memandangnya sebagai tempat
terkecil (1Sam 5:5; 8:14). Di dalam Kitab Yosua 15:28
Bersyeba masuk ke dalam wilayah Yuhuda. Pada Yosua (Yo 19:2) di masukkan ke dalam wilayah
Simeon[10]
Penggalian yang dilakukan di dekat
kota Bersyeba yang modern ternyata menunjukkan adanya sebuah tempat yang
didiami orang pada zaman kalkolitikum (sekitar tahun 3.500 sM) dan sebagian
menunjukkan adanya perumahan di bawah tanah. Nampaknya mereka hidup dari
pertanian (pengelolahan tanah). Bersyeba yang disebutkan di dalam Alkitab
diperkirakan berada di Tell es-seba, kira-kira 5 km dari Bersyeba yang
sekarang. Di situ sedang dilakukan penggalian oleh Israel sejak tahun 1969.[11]
Bersyeba
dalam bahasa Ibrani artinya “sumber air berkelimpahan”. Namayang diberikan
kepada sumber air yang penting juga kepada kotanya dan daerahnya (Kej 21:14; Yos 19:2). Kota yang sekarang terletak 77 km
sebelah barat daya Yerusalem dan hampir di tengah-tengah antara Laut Tengah dan
bagian selatan dari Laut Mati.[12]
Penggalian di Tel es-Seba' 5 km
sebelah barat kota moderen, menemukan kota benteng yang teratur yg dibangun
pada zaman kerajaan Yehuda. Sumur di luar pintu gerbangnya oleh penggalinya
dianggap berasal dari abad 12 sM. Penggali menghubungkannya dengan Abraham dan
cerita-cerita lain tentang bapak-bapak leluhur Israel, tanpa ada bukti apa pun
untuk mendukung spekulasinya. Di situ belum terdapat periuk dari Zaman Perunggu
atau barang-barang lain yang dapat membuktikan bahwa namanya kuno. Periuk dari
Zaman Besi telah ditemukan di Bir es-Seba' kota modern itu, yang pada zaman
Romawi disebut Berosaba; adalah mungkin bahwa kota yang sekarang berdiri pada
lahan yang sama dengan lahan kota kuno.
Dekat dengan kota itu ada beberapa
sumber air, yang paling besar bergaris tengah 3,75 m. Sumber air ini memerlukan
penggalian sedalam 5 m batu karang yang keras. Di salah satu batu dinding
lobang, Conder mendapati tulisan yang menunjukkan tagal perbaikan yang
dilakukan pada abad 12 sM. Pada waktu Conder mengunjunginya, tahun 1874,
kedalaman permukaan airnya adalah 11 m. Arti nama ini diberikan dalam Kej 21:31. 'Sumber dari ke tujuh' (yaitu
anak-anak domba). Keterangan 'Sumber bersumpah', berdasarkan gagasan 'karena'
kedua orang itu telah bersumpah di sana bukanlah keterangan yang benar dari
nama ini, tapi hanya mengatakan bahwa pada waktu itulah nama itu pertama-tama
dipakai.
Keterangan dari cerita kedua tentang
pemberian nama kepada sumber itu oleh Ishak (Kej 26:33) terdapat dalam ayat 18, Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali
pada zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah
Abraham mati, disebutkannya nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah
diberikan oleh ayahnya. Karena menggali sumur adalah merupakan jasa besar, maka
menggali kembali sumur seperti diceritakan adalah memperingati karya besar itu
dan sekaligus menghormati sang ayah. Dalam ayat 33 kata-kata yang dipakai adalah “dan
ia menamakannya Syeba”.[13]
Bersyeba sering dikunjungi oleh para
Bapak leluhur; Abraham tinggal di sini lama sekali (Kej 22:19). Mungkin daerah ini adalah bagian
dari Palestina tanpa penduduk, karena pergantian musim menjadikan iklim daerah
berumput ini tidak cocok untuk ditinggali. Dari sinilah Abraham berangkat untuk
mengorbankan Ishak. Ishak tinggal di sini waktu Yakub pergi ke Haran (Kej 28:10). Dalam perjalanannya ke Mesir,
Yakub berhenti di sini untuk mempersembahkan korban-korban (Kej 46:1). Waktu pembagian tanah, lahan kota
ini jatuh ke tangan suku Simeon (Yos 19:2).
Ungkapan 'dari Dan sampai Bersyeba'
(Hak 20:1 dab) memaksudkan bahwa Bersyeba
adalah kota yg paling selatan dari negeri itu. Kota ini penting karena letaknya
pada jalan perdagangan ke Mesir. Amos (5:5; 8:14) menyebut dan menunjukkan bahwa
Bersyeba telah menjadi pusat kegiatan-kegiatan agamawi yang tidak baik.[14]
5.
Kanaan
Oleh
Filo dari Biblos. Nama Kanaan (Ibrani, KENA'AN) menjadi sebutan bangsa dan tanahnya. diturunkan dari nama
nenek moyang mereka Kanaan menurut Kejadian 10:15-18 dan tradisi asli
Kanaan-Fenisia, seperti yang diteruskan oleh Sanchuniathon.
Daerah
Kanaan sebagian besar terletak diantara sungai Yordan dan Laut Tengah;
khususnya disebut begitu sebelum ditaklukan oleh bangsa Israel; sama dengan
tanah perjanjian (Kej 13:12). Suku bangsa yang tinggal di negri Kanaan sampai
mereka dikalahkan oleh bangsa Israel
(Yos 5:1); sama dengan orang Kanani (Kej 12:6) mereka masih sebangsa
dengan suku Amor dan Finasia. Orang-orang Kanaan berbakti secara asusila dan
jahat sekali kepada para Dewa seperti Baal dan Asyera. Bangsa Israel dilarang
berbakti kepada dewa-dewa itu tetapi beberapa orang Ibrani dipengaruhi oleh bangsa
Kanaan yang masih menetap di daerahnya itu.[15]
Kanaan ialah nama asli dari orang-orang Kanaan-Fenisia, yang
dikenakan kepada mereka oleh sumber-sumber Yunani dan oleh orang Fenisia
sendiri. Kehadiran orang-orang yang berbahasa Semit di Palestina pada milenium 3
sM hingga kini dibuktikan dengan tegas hanya oleh dua nama tempat Semit di
dalam suatu naskah dari zaman itu: Ndi yang mengandung unsur 'il (u),
'allah' dan n...k yang mulai dengan 'ain, “sumber mata air”.
Kedua nama ini muncul dalam suatu pemandangan-makam Mesir dari wangsa
ke-5/ke-6, ± 2400 sM.
Tapi persoalan apakah hal-hal ini menunjuk kepada kehadiran orang-orang Kanaan, dan justru ketika orang-orang Kanaan muncul di Palestina. menjadi suatu hal yg dapat diperdebatkan, yang pasti bahwa orang-orang Kanaan dan Amori telah menetap kuat di Palestina-Siria.
Sepanjang milenium 2 sM Palestina-Siria dibagi di antara sejumlah negara, kota Kanaan Amori yang berbeda-beda. Pada abad 19/18 sM banyak nama tempat-tempat dan pemerintah-pemerintah diberitakan dalam naskah-naskah pengutukan Mesir.
Tapi persoalan apakah hal-hal ini menunjuk kepada kehadiran orang-orang Kanaan, dan justru ketika orang-orang Kanaan muncul di Palestina. menjadi suatu hal yg dapat diperdebatkan, yang pasti bahwa orang-orang Kanaan dan Amori telah menetap kuat di Palestina-Siria.
Sepanjang milenium 2 sM Palestina-Siria dibagi di antara sejumlah negara, kota Kanaan Amori yang berbeda-beda. Pada abad 19/18 sM banyak nama tempat-tempat dan pemerintah-pemerintah diberitakan dalam naskah-naskah pengutukan Mesir.
Selama
masa ±1500-1380 sM negara-negara yang kurang penting ini menjadi bagian dari
pemerintahan Mesir atas Asia: pada abad 14 sM negara-negara di bagian utara
dimasukkan ke dalam kekuasaan bangsa Het, sedang negara-negara dibagian selatan
hanya namanya saja tetap di bawah Mesir. Pada bagian pertama abad 13 sM Mesir
mendapatkan kembali pengawasannya yang efektif di Palestina dan di Siria bagian
pantai (bangsa Het tetap menguasai bagian utara dan pedalaman Siria). Tetapi
pengawasan ini melemah setelah beberapa waktu (Band. H Klengel, Geschuhte
Syriens 1-3, 1965-1970). Demikianlah Israel pada bagian akhir abad 13
menjumpai bangsa Kanaan dan Amon, tapi tidak secara khusus menjumpai
penentangan Mesir (kecuali serangan yang gagal). Penaklukan oleh Rameses III,
±1180 sM, mewujudkan suatu serangan pembersihan ke dalam dataran Siria, sebagian
besar. Melalui jalan-jalan pantai dan jalan-jalan utama, dan tidak tetap untuk
menghindari serangan.
Pada akhir abad 13 sM pengawasan negara-negara kota Kanaan atau Amori, yang sekarang telah merosot itu dihancurkan oleh pergolakan politik. Orang-orang Israel, di bawah Yosua, memasuki Palestina Barat dan seberang Yordan, memperoleh kuasa pertama-tama atas daerah pegunungan dan mengalahkan serentetan raja Kanaan. Bangsa Filistin dengan kebudayaan Zaman Besi menetap di daerah pantai Palestina dan di luarnya. Sementara itu, menurut dokumen Mesir. bangsa-bangsa pelaut (termasuk bangsa Filistin) telah meniadakan pemerintahan Het dan meluas menerobos Sina dan Palestina hingga dihentikan oleh Rameses III di tapal batas Mesir. Akhirnya, perembesan bangsa Aram dari Siria makin bertamhah-tambah memasuki daerah pedalaman. Akibatnya adalah bahwa orang-orang Kanaan sekarang memerintah hanyalah di Fenisia yang sebenarnya dengan pelabuhan-pelabuhannya dan di kerajaan-kerajaan yang terpencil di lain tempat. Sejak abad 12 sM orang Kanaan yang semula dalam keadaannya yang baru dan terbatas. Muncul sebagai orang Fenisia yang mengutamakan perdagangan laut pada milenium pertama sM berpusat kepada kerajaan Tirus dan Sidon.[16]
Orang-orang Kanaan mempunyai suatu panteon yang luas yang dikepalai oleh El. Dalam praktik yang lebih penting ialah Baal ('tuhan'), yakni Hadad, dewa angin taufan dan Dagon. Dengan kuil-kuil di Ugarit dan di tempat lain. Dewi-dewi Asyera, Astarte dan Anat - seperti Baal mempunyai kepribadian yang banyak macamnya dan watak-watak yang garang. Mereka merupakan dewi-dewi seks dan perang. Kotar dan Hasis ialah dewa-dewa kecerdasan dan dewa-dewa lain yang lebih rendah ada berlimpah-limpah.
Pada akhir abad 13 sM pengawasan negara-negara kota Kanaan atau Amori, yang sekarang telah merosot itu dihancurkan oleh pergolakan politik. Orang-orang Israel, di bawah Yosua, memasuki Palestina Barat dan seberang Yordan, memperoleh kuasa pertama-tama atas daerah pegunungan dan mengalahkan serentetan raja Kanaan. Bangsa Filistin dengan kebudayaan Zaman Besi menetap di daerah pantai Palestina dan di luarnya. Sementara itu, menurut dokumen Mesir. bangsa-bangsa pelaut (termasuk bangsa Filistin) telah meniadakan pemerintahan Het dan meluas menerobos Sina dan Palestina hingga dihentikan oleh Rameses III di tapal batas Mesir. Akhirnya, perembesan bangsa Aram dari Siria makin bertamhah-tambah memasuki daerah pedalaman. Akibatnya adalah bahwa orang-orang Kanaan sekarang memerintah hanyalah di Fenisia yang sebenarnya dengan pelabuhan-pelabuhannya dan di kerajaan-kerajaan yang terpencil di lain tempat. Sejak abad 12 sM orang Kanaan yang semula dalam keadaannya yang baru dan terbatas. Muncul sebagai orang Fenisia yang mengutamakan perdagangan laut pada milenium pertama sM berpusat kepada kerajaan Tirus dan Sidon.[16]
Orang-orang Kanaan mempunyai suatu panteon yang luas yang dikepalai oleh El. Dalam praktik yang lebih penting ialah Baal ('tuhan'), yakni Hadad, dewa angin taufan dan Dagon. Dengan kuil-kuil di Ugarit dan di tempat lain. Dewi-dewi Asyera, Astarte dan Anat - seperti Baal mempunyai kepribadian yang banyak macamnya dan watak-watak yang garang. Mereka merupakan dewi-dewi seks dan perang. Kotar dan Hasis ialah dewa-dewa kecerdasan dan dewa-dewa lain yang lebih rendah ada berlimpah-limpah.
Kuil-kuil
di Palestina meliputi reruntuhan-reruntuhan di Bet-Sean. Megido. Lakhis.
Sikhem, dan khususnya Hazor (yang paling sedikit memiliki tiga), disamping
reruntuhan reruntuhan di Siria, di Kasna, Alalab atau Ugarit. Naskah-naskah
Ugarit menyebutkan bermacam-macam binatang yang dikorbankan kepada dewa-dewa,
ternak. domba (domba jantan, anak domba) dan burung-burung (termasuk merpati), sudah
barang tentu, korban anggur. Tulang belulang binatang yang digali di beberapa tempat
di Palestina mendukung gambaranini.
Gelar imam besar (rb khnm) dipakai dalam agama orang Kanaan di Ugarit. Sangatlah mungkin bahwa para yang disebut dalam naskah-naskah Ugarit itu adalah pelacur pelacur kuil, Pokoknya menjadi suatu bagian yang utuh dari agama orang-orang Kanaan, yang dilarang keras di Israel (Ulangan 23:17, 18 dab). Korban manusia di dalam agama Kanaan pada milenium kedua sM secara arkeologis belum dapat dipastikan. Bahwa agama Kanaan dulu memikat sifat kebinatangan dan Jasmani dalarn tabiat manusia. Jelas dibuktikan oleh naskah-naskah Ugarit dan naskah naskah Mesir yang berasal dari bangsa Seruit atau dijiwai olehnya. Setelah menyadari sikap agama Kanaan itu maka menjadi makin jelaslah. bahwa secara jasmani dan rohani kekasaran-kekasaran kebudayaan Kanaan yang sedang mengalami keruntuhan itu dan kemunculan Israel dcngan tugasnya yang khusus dan khas itu, tak dapat berada bersama-sama.[17]
Gelar imam besar (rb khnm) dipakai dalam agama orang Kanaan di Ugarit. Sangatlah mungkin bahwa para yang disebut dalam naskah-naskah Ugarit itu adalah pelacur pelacur kuil, Pokoknya menjadi suatu bagian yang utuh dari agama orang-orang Kanaan, yang dilarang keras di Israel (Ulangan 23:17, 18 dab). Korban manusia di dalam agama Kanaan pada milenium kedua sM secara arkeologis belum dapat dipastikan. Bahwa agama Kanaan dulu memikat sifat kebinatangan dan Jasmani dalarn tabiat manusia. Jelas dibuktikan oleh naskah-naskah Ugarit dan naskah naskah Mesir yang berasal dari bangsa Seruit atau dijiwai olehnya. Setelah menyadari sikap agama Kanaan itu maka menjadi makin jelaslah. bahwa secara jasmani dan rohani kekasaran-kekasaran kebudayaan Kanaan yang sedang mengalami keruntuhan itu dan kemunculan Israel dcngan tugasnya yang khusus dan khas itu, tak dapat berada bersama-sama.[17]
Daftar Pustaka
1. Bergant, Dianne-J. Karris, Robert (ed.). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama (judul
asli: Collegeville Bible Commentary), diterjemahkan oleh A.
S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 2002.
2. Browning, W.R.F. Kamus Alkitab: Panduan Dasar ke dalam Kitab –Kitab, Tema, Tempat, Tokoh, dan Istilah Alkitabiah (judul
asli: A Dictionary of the Bible),
diterjemahkan oleh Lim
Khiem Yang-Bambang Subandrijo.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
3. Mcelrath, W.N.- Mathias, Billy. Ensiklopedi Alkitab Praktis. 2 jilid.
Bandung: Lembaga Literatur Baptis,
1978.
[1] Dianne Bergant-Robert J. Karris
(ed.), Tafsir Alkitab Perjanjian Lama (judul
asli: Collegeville Bible Commentary),
diterjemahkan oleh A. S. Hadiwiyata (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 363.
[2] W. R. F. Browning, Kamus Alkitab:
Panduan Dasar ke dalam Kitab –Kitab, Tema, Tempat, Tokoh, dan Istilah
Alkitabiah (judul asli: A Dictionary
of the Bible), diterjemahkan oleh Lim Khiem Yang-Bambang Subandrijo (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm.
49.
[3] W.N.Mcelrath-Billy Mathias, Ensiklopedi Alkitab Praktis, jilid II
(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1978), hlm. 364.
[5]
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab…,
hlm. 65
[7] W. R. F. Browning, Kamus
Alkitab…, hlm. 112
[8] W.N.Mcelrath-Billy Mathias, Ensiklopedi…, jilid II, hlm. 185.
[10]
W.N.Mcelrath-Billy Mathias,
Ensiklopedi…, jilid II, hlm. 215
[11] W. R. F. Browning, Kamus Alkitab…, hlm.186
[12] W.N.Mcelrath-Billy Mathias, Ensiklopedi Alkitab Praktis…, hlm. 123
[17] Billy W.N.Mcelrath Mathias, Ensiklopedi Alkitab…, hlm. 347.